Meskipun emosi memegang peranan penting dalam kehidupan, namun bukan berarti Anda bebas mengekspresikannya dengan cara negatif, misalnya marah-marah, mengamuk, membentak, mencaci, dan lain-lain.
Untuk mengatasi emosi negatif, Anda harus mampu mengendalikannya dengan baik dan bijak. Pengendalian emosi diperlukan bukan hanya untuk meredam emosi negatif, melainkan untuk mengendalikan berbagai emosi yang mempersulit diri Anda.
Emosi mana yang akan menguasai diri Anda. Semua bergantung pada kebijakan Anda dalam mengelola emosi. Kemampuan beradaptasi dalam berbagai emosi akan membuat Anda mampu menyempurnakan langkah terus menerus. Bagaimana jurus jitu kontrol emosi pada perempuan, yang konon lebih sensitif daripada pria?
Emosi negatif di antaranya cemas, marah, stress, merasa bersalah, waspada, benci, hingga sedih harus diganti dengan emosi positif seperti semangat, cinta, takjub, senyum, gembira, dan menerima.
Emosi positif akan membuat hidup Anda lebih indah dan berwarna. Dengan memeliharanya, bisa dipastikan Anda akan merasa lebih bahagia dalam menjalani kehidupan.
Lalu, bagaimana dengan emosi negatif? Meskipun emosi negatif tidak pantas untuk dipelihara, namun bukan berarti kita mengabaikannya dan menganggap emosi itu tidak ada. Yang perlu kita lakukan adalah mengekspresikan emosi negatif dengan cara-cara yang dapat diterima semua orang.
Kita semua memiliki kebebasan dalam mengendalikan emosi yang ada dalam diri agar kehidupan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ketika kita merasa marah, jangan luapkan kemarahan pada orang lain tapi bertanyalah pada diri kita sendiri, "apakah kita pernah membuat orang lain marah? Apakah kita memang salah? Apakah kita berhak marah?" Dan berbagai pertanyaan lain yang kemungkinan bisa menahan kita untuk memuntahkan semua emosi kita melalui berbagai cara.
Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan. Semakin Anda mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosinya. Mengendalikan pikiran merupakan langkah awal dalam mengendalikan perasaan. Jadikan akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.
Belajarlah melangkah dengan lebih berhati-hati, baik dalam sikap, lisan, hingga tulisan. Sulitkah membangunnya? Rasanya tidak